1.
Pengalaman
Tn. T berusia 59 tahun datang ke poliklinik penyakit
dalam untuk check up. Pada tanggal 15 November 2017, pasien mengeluh nyeri
epigastrik, mual, dan BAB hitam. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik,
didapatkan nadi pasien 117x/menit, tekanan darah 180/80 mmHg, dan berat badan
63 kg. Kadar hemoglobin pasien 7,9 gr%. Pasien didiagnosa dispepsia et kausa
gastritis erosif dengan melena. Terapi yang diberikan adalah omeprazole 2x1,
asam folat 2x1, vitamin K 3x1. Keluhan pasien saat ini adalah kembung. Pasien
sudah tidak mengeluh nyeri epigastrik, tidak ada penurunan nafsu makan, melena
sudah hilang, dan kadar hemoglobin pasien 11,4 gr%.
2.
Masalah
yang dikaji
a.
Bagaimana penegakan
diagnosis berdasarkan keluhan pasien?
b.
Bagaimana
mekanisme kerja obat yang diberikan?
3.
Analisis
kritis
a.
Pasien mengeluh
nyeri epigastrik dan mual yang merupakan ciri-ciri dispepsia. Dispepsia adalah perasaan
tidak nyaman pada abdomen bagian atas, dapat berupa nyeri epigastrikum, rasa
terbakar di epigastrikum, rasa penuh setelah makan, cepat kenyang, kembung,
mual, muntah, atau sendawa [1]. Dispepsia merupakan suatu sindrom yang harus dicari penyebabnya.
Secara garis besar, penyebab sindrom dispepsia dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu
kelompok penyakit organik ( tukak peptik, gastritis, batu kandung empedu, dsb)
dan kelompok gangguan fungsional [2].
Berdasarkan
keluhan lain yang dialami pasien yaitu BAB hitam (melena), kemungkinan terdapat
perdarahan pada gaster (gastritis). Melena terjadi karena darah bercampur
dengan asam lambung (HCl) sehingga menghasilkan warna hitam pada feses.
Gastritis adalah inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung [2]. Gastritis
terjadi karena ketidakseimbangan faktor agresif dan faktor defensif. Gastritis dibagi
menjadi gastritis akut dan kronik. Penyebab gastritis antara lain karena
obat-obatan, zat korosif, radiasi, sepsis, trauma, konsumsi alkohol, atau pembedahan.
Gastriris erosif
adalah kerusakan mukosa lambung yang disebabkan oleh adanya erosi yang tidak
mencapai lapisan muskularis [3]. Gastritis erosif dapat bersifat asimptomatik
maupun muncul keluhan berupa nyeri epigastrik, dispepsia, atau anemia karena perdarahan
gastrointestinal.
Kadar hemoglobin
awal pasien adalah 7,9 gr% yang berarti pasien menderita anemia. Anemia adalah
keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah lebih rendah dari batas normal
sehinggal tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh
jaringan. Penyebab anemia dapat karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan
darah, misalnya zat besi, asam folat, dan vitamin B12. Anemia menyebabkan badan
menjadi lemah, mudah lelah, pucat, lesu, dan mata berkunang-kunang [6].
b.
Omeprazole
adalah salah satu jenis obat golongan pompa proton inhibitor (PPI) yang
digunakan pada pasien dengan gejala dispepsia. Omeprazole mempunyai fungsi
untuk mencegah sekresi asam lambung secara berlebihan. Seperti yang kita
ketahui, asam lambung (HCl) diproduksi oleh sel parietal yang ada di gaster.
Sekresinya dipengaruhi oleh H+-K+-ATPase. Pompa ini akan
mensekresi H+ ke dalam lumen gaster sebagai ganti dari pemasukan K+
ke dalam sel parietal [4]. Mekanisme pelepasan H+ ini dipenaruhi
oleh asetilkolin, histamine, atau gastrin [5]. PPI akan memblok pompa H+-K+-ATPase
sehingga tidak terjadi sekresi asam lambung.
Asam folat atau
vitamin B12 diperlukan untuk memproduksi sel darah merah dan mencegah anemia. Asam
folat bersama dengan asam amino, biotin,vitamin B6, dan vitamin B12 dibutuhkan
untuk sintesis globulin, sedangkan penggabungan zat besi ferro ke dalam
protoporfirin III yang dikatalisis oleh enzim ferroketalase membentuk heme.
Kemudian interaksi antara heme dan globulin menghasilkan hemoglobin [6].
Vitamin K merupakan bahan pembentuk faktor pembekuan
darah, sehingga sangat dibutuhkan dalam koagulasi darah. Kekurangan vitamin
K dapat memperpanjang proses pembekuan darah pada kulit, selaput lendir dan organ lain dalam tubuh.
4.
Dokumentasi (terlampir)
5.
Referensi
[1] Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia, Konsensus nasional. 2014
[2] Djojoningrat, D. Ilmu Penyakit Dalam. 2014. Jakarta
: Interna publishing
[3] Chen MY, Ott DJ, Clark HP,
Gelfand DW. 2001 Gastritis: classification, pathology, and radiology. South
Med. J. 94, 184–189. (doi:10.1097/00007611-200102000-00004)
[4] Heitzmann D, Warth R. No
potassium, no acid: K channels and gastric acid secretion. Physiology
(Bethesda). 2007;22:335–41.
[5] Gibbons TE, Gold BD. The use of
proton pump inhibitors in children: a comprehensive review. Paediatr Drugs.
2003;5(1): 25–40.
[6]http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/39977/Chapter%20II.pdf?sequence=4