Okelah itu emang
takdirnya. Tapi tetep ya gregetan. Banyak konflik batin yang aku rasakan.
Abhimanyu, putra Arjuna yang gugur dengan gagah berani di medan pertempuran
dengan usia yang masih belia. Dia, yang sangat ingin membanggakan ayahnya
tetapi bahkan Arjuna tidak berdiri disana pada saat dia menunjukkan keberanian
terbesar dan terakhir dalam hidupnya. Dia, yang bahkan tak gentar terus maju
walaupun tahu hidupnya pasti berakhir disana. Dia, yang tetap berani melawan
meski di keroyok oleh paman-pamannya sendiri. Dia, dengan yakin menyerang guru
ayahnya, orang yang sangat dihormati ayahnya, yang mengajarkan ayahnya dan
paman-pamannya menjadi ksatria sejati, yang bahkan saat itu orang itupun pun ikut
mengeroyoknya walaupun yang dikeroyok itu adalah anak dari Arjuna, murid
kesayangannya. Sungguh memilukan. Aku bertanya-tanya seandaianya Bhisma masih
hidup pada saat itu, andai dia berada di tempat itu, apakah yang akan dia
perbuat? Apakah dia hanya diam atau bahkan ikut mengeroyoknya? Ataukah dia justru
berusaha membela Abhimanyu karena tidak rela cicit yang baru ditemuinya, yang
sangat berani dan hebat, yang dia harapkan akan meneruskan dinasti Kuru harus
mati sia-sia dan oleh kecurangan yang sangat kejam? Entahlah…tapi menurutku itu
mungkin terjadi sih, seenggaknya mungkin dia bakal mencegah pengeroyokan itu,
atau minimal tidak ikut melawan, mengingat dia pun sering membela Pandawa di
banyak kesempatan.
Dan Arjuna, bagaimana
dengan dia? Melihat anak kesayangannya gugur, apalagi dikeroyok oleh ksatria
hebat yang bahkan dia sendiri saja pasti kesulitan untuk menghadapi mereka.
Menghadapi kenyataan bahwa dia tidak ada disana bahkan saat anaknya hanya bisa
diselamatkan oleh kehadirannya? Kenapa dia tadi pagi memilih pergi? Kenapa dia
tidak bisa menyelamatkan anaknya sendiri? Apakah dia menyesal telah memilih
pergi? Atau dia menyesal karena memaafkan Jayadrata? Memang Mahabharata versi
Starplus ini lebih menonjolkan sisi drama nya, tetapi menurutku itu membuatnya
cukup nyaman ditonton oleh semua kalangan, entah itu ibu-ibu penyuka drama,
bapak-bapak penyuka peperangan, pemuda yang menyukai kisah kepahlawanan, atau
para gadis yang suka sosok tampan dan ksatria pemberani. Semuanya diberi porsi
yang cukup dan pas oleh Starplus.
Sewaktu Arjuna masih
dalam masa penyamaran, tiba-tiba sebuah pasukan menyerang Negara Virat. Saat
itu Raja Virat, Yudhistira, Bima, Nakula, dan Sadewa sudah berangkat ke arah
datangnya pasukan tersebut. Ternyata, pasukan dari Hastinapura menyerang Negara
Virat dari arah lainnya. Mendengar hal itu, Arjuna yang memang tidak diizinkan
ikut berperang karena dia sedang menyamar sebagai wanita lantas memaksa
Pangeran Uttara untuk maju melawan pasukan Hastinapura dan menawarkan dirinya
untuk menjadi kusir keseta sang pangeran. Karena Pangeran Uttara terpancing
semangatnya, maka berangkatlah mereka berdua. Setelah sampai, ternyata sang
pangeran ketakutan ketika melihat banyaknya pasukan lawan dan seketika
mentalnya menjadi ciut. Arjuna yang saat itu dalam bentuk (?) Brihannala geregetan
karena Duryudana terus menghina Pandawa lalu berkata pada Pangeran Uttara “Jika
kau ingin menjadi ksatria hebat seperti Pangeran Arjuna, maka pertama-tama kau
harus berani berdiri di medan pertempuran melindungi tanah airmu.” Entah ya,
waktu aku pikir-pikir lagi, seolah Arjuna itu ‘ngode’ kalo seperti itulah sifat
ksatria muda yang dia inginkan, seperti itulah anak yang dia inginkan. Soalnya
waktu Arjuna dan Uttara berperang bersama, aku ngliatnya mereka kaya ayah dan
anak. Dan ketika Arjuna membimbing Uttara untuk mengangkat senjata, seolah-olah
dia lagi mengajari anakya sendiri. Dan yahh…. Apa yang Arjuna katakana, apa
yang Arjuna inginkan, terwujud dalam bentuk Abhimanyu. Saat itu posisinya
Arjuna belum pernah bertemu dengan Abhimanyu. Hmmm…. bisa dibayangkan kan
betapa bangganya Arjuna sewaktu bertemu Abhimanyu.
![]() |
Ajun-Abhimanyu first meet |
Adegan lainnya yang
membuat aku nangis termehek-mehek adalah ketika Abhimanyu pamitan ke Arjuna.
Diceritain bahwa setelah Abhimahyu gugur, jiwa Abhimanyu pergi menemui Arjuna
yang emang lagi perang di tempat lain. Arjuna heran dengan kedatangan
Abhimanyu, lalu dia menghampirinya. Nah..disitu lah the most painful scene of
the year (ceileh) happen. Sumpah aku nangis sampe sesek ngliatnya. Seorang anak
datang kepada ayahnya minta dipuji. Ya, jadi Abhimanyu menemui Arjuna untuk
mendengar pujian dari ayahnya atas keberaniannya. Dia menceritakan bahwa dia
telah berhadapan dengan Duryudana, Drona, dan Karna sekaligus, tapi tak
sedetikpun ia gentar menghadapi mereka. Dia bercerita bahwa dia telah berhasil
melukai mereka semua sebelum ia kehilangan senjatanya. Dan yahhh…pokoknya kamu
harus melihatnya sendiri…
![]() |
Abhimanyu pamitan nih ceritanya... |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar