Minggu, 03 September 2017

Abhimanyu, Putra Sang Arjuna (4)

Okelah itu emang takdirnya. Tapi tetep ya gregetan. Banyak konflik batin yang aku rasakan. Abhimanyu, putra Arjuna yang gugur dengan gagah berani di medan pertempuran dengan usia yang masih belia. Dia, yang sangat ingin membanggakan ayahnya tetapi bahkan Arjuna tidak berdiri disana pada saat dia menunjukkan keberanian terbesar dan terakhir dalam hidupnya. Dia, yang bahkan tak gentar terus maju walaupun tahu hidupnya pasti berakhir disana. Dia, yang tetap berani melawan meski di keroyok oleh paman-pamannya sendiri. Dia, dengan yakin menyerang guru ayahnya, orang yang sangat dihormati ayahnya, yang mengajarkan ayahnya dan paman-pamannya menjadi ksatria sejati, yang bahkan saat itu orang itupun pun ikut mengeroyoknya walaupun yang dikeroyok itu adalah anak dari Arjuna, murid kesayangannya. Sungguh memilukan. Aku bertanya-tanya seandaianya Bhisma masih hidup pada saat itu, andai dia berada di tempat itu, apakah yang akan dia perbuat? Apakah dia hanya diam atau bahkan ikut mengeroyoknya? Ataukah dia justru berusaha membela Abhimanyu karena tidak rela cicit yang baru ditemuinya, yang sangat berani dan hebat, yang dia harapkan akan meneruskan dinasti Kuru harus mati sia-sia dan oleh kecurangan yang sangat kejam? Entahlah…tapi menurutku itu mungkin terjadi sih, seenggaknya mungkin dia bakal mencegah pengeroyokan itu, atau minimal tidak ikut melawan, mengingat dia pun sering membela Pandawa di banyak kesempatan.
Dan Arjuna, bagaimana dengan dia? Melihat anak kesayangannya gugur, apalagi dikeroyok oleh ksatria hebat yang bahkan dia sendiri saja pasti kesulitan untuk menghadapi mereka. Menghadapi kenyataan bahwa dia tidak ada disana bahkan saat anaknya hanya bisa diselamatkan oleh kehadirannya? Kenapa dia tadi pagi memilih pergi? Kenapa dia tidak bisa menyelamatkan anaknya sendiri? Apakah dia menyesal telah memilih pergi? Atau dia menyesal karena memaafkan Jayadrata? Memang Mahabharata versi Starplus ini lebih menonjolkan sisi drama nya, tetapi menurutku itu membuatnya cukup nyaman ditonton oleh semua kalangan, entah itu ibu-ibu penyuka drama, bapak-bapak penyuka peperangan, pemuda yang menyukai kisah kepahlawanan, atau para gadis yang suka sosok tampan dan ksatria pemberani. Semuanya diberi porsi yang cukup dan pas oleh Starplus.
 
Sewaktu Arjuna masih dalam masa penyamaran, tiba-tiba sebuah pasukan menyerang Negara Virat. Saat itu Raja Virat, Yudhistira, Bima, Nakula, dan Sadewa sudah berangkat ke arah datangnya pasukan tersebut. Ternyata, pasukan dari Hastinapura menyerang Negara Virat dari arah lainnya. Mendengar hal itu, Arjuna yang memang tidak diizinkan ikut berperang karena dia sedang menyamar sebagai wanita lantas memaksa Pangeran Uttara untuk maju melawan pasukan Hastinapura dan menawarkan dirinya untuk menjadi kusir keseta sang pangeran. Karena Pangeran Uttara terpancing semangatnya, maka berangkatlah mereka berdua. Setelah sampai, ternyata sang pangeran ketakutan ketika melihat banyaknya pasukan lawan dan seketika mentalnya menjadi ciut. Arjuna yang saat itu dalam bentuk (?) Brihannala geregetan karena Duryudana terus menghina Pandawa lalu berkata pada Pangeran Uttara “Jika kau ingin menjadi ksatria hebat seperti Pangeran Arjuna, maka pertama-tama kau harus berani berdiri di medan pertempuran melindungi tanah airmu.” Entah ya, waktu aku pikir-pikir lagi, seolah Arjuna itu ‘ngode’ kalo seperti itulah sifat ksatria muda yang dia inginkan, seperti itulah anak yang dia inginkan. Soalnya waktu Arjuna dan Uttara berperang bersama, aku ngliatnya mereka kaya ayah dan anak. Dan ketika Arjuna membimbing Uttara untuk mengangkat senjata, seolah-olah dia lagi mengajari anakya sendiri. Dan yahh…. Apa yang Arjuna katakana, apa yang Arjuna inginkan, terwujud dalam bentuk Abhimanyu. Saat itu posisinya Arjuna belum pernah bertemu dengan Abhimanyu. Hmmm…. bisa dibayangkan kan betapa bangganya Arjuna sewaktu bertemu Abhimanyu.
Ajun-Abhimanyu first meet

Adegan lainnya yang membuat aku nangis termehek-mehek adalah ketika Abhimanyu pamitan ke Arjuna. Diceritain bahwa setelah Abhimahyu gugur, jiwa Abhimanyu pergi menemui Arjuna yang emang lagi perang di tempat lain. Arjuna heran dengan kedatangan Abhimanyu, lalu dia menghampirinya. Nah..disitu lah the most painful scene of the year (ceileh) happen. Sumpah aku nangis sampe sesek ngliatnya. Seorang anak datang kepada ayahnya minta dipuji. Ya, jadi Abhimanyu menemui Arjuna untuk mendengar pujian dari ayahnya atas keberaniannya. Dia menceritakan bahwa dia telah berhadapan dengan Duryudana, Drona, dan Karna sekaligus, tapi tak sedetikpun ia gentar menghadapi mereka. Dia bercerita bahwa dia telah berhasil melukai mereka semua sebelum ia kehilangan senjatanya. Dan yahhh…pokoknya kamu harus melihatnya sendiri…  
Abhimanyu pamitan nih ceritanya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar