Kamis, 21 Desember 2017

Refleksi Kasus



1. Pengalaman

Seorang pasien perempuan berusia 36 tahun dirawat di Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta karena mengalami perubahan tingkah laku yaitu bingung, mondar-mandir, tidak bisa tidur, gelisah, dan merasa berdebar-debar. Selain itu, pasien juga mengaku melihat bayangan hitam yang menakut-nakutinya. Pasien sudah dirawat di Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta sejak sembilan bulan yang lalu, dan ini merupakan kekambuhan yang kedelapan. Pasien  pernah didiagnosis skizofrenia satu tahun yang lalu. Pasien diketahui memiliki diabetes dan hiperkolesterolemia. Pasien adalah seorang janda yang tinggal bersama orang tua. Pasien tidak bekerja, kegiatan pasien saat dirumah hanya membantu orang tua membuat besek untuk dijual. Pendidikan terakhir pasien yaitu SLTA. Tidak didapatkan informasi tentang stresor atau faktor psikososial dari anamnesis dengan pasien. Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami gangguan jiwa. Saat ini pasien didiagnosis F20.5 (Skizofrenia Residual). Setelah pasien mendapatkan terapi risperidone 2 x 2 mg, clozapine 1 x 25 mg, dan trihexyphenidyl 2 x 2 mg, pasien mengaku sudah tidak melihat bayangan hitam lagi.


     2. Masalah yang dikaji

a. Mengapa pasien tersebut diberi terapi antipsikotik atipikal dan bagaimana mekanisme kerjanya?b. Mengapa pasien diberi kombinasi risperidone, clozapine, dan trihexyphenidyl? 
c. Apakah ada hubungan antara penyakit diabetes dan hiperkolesterolemia yang dialami pasien dengan penggunaan obat antipsikosis atipikal?


     3. Analisis kritis

a. Skizofrenia adalah gangguan mental atau kelompok gangguan mental heterogen yang terdiri dari sebagian besar gangguan psikotik mayor dan ditandai dengan tergangguanya bentuk dan sisi pikiran, mood, sensasi diri sendiri dan hubungan dengan dunia luar, dan perilaku. Skizofrenia terkait dengan aktivitas jalur dopaminergik di otak.

Terdapat empat jalur utama pada sistem dopaminergik, yaitu jalur mesolimbik, jalur mesokortikal, jalur nigrostriatal, dan jalur tuberoinfundibular. Jalur mesolimbik memiliki peran dalam perilaku emosional, antara lain halusinasi dan delusi. Hiperaktivitas dopamin pada jalur ini memiliki peran terhadap timbulnya gejala positif psikosis. Pada jalur mesokortikal, hipoaktivitas dopamin menyebabkan munculnya gangguan kognitif dan gejala negatif  psikosis. Jalur nigrostrital merupakan jalur bagian dari sistem ekstrapiramidal yang bekerja untuk mengontrol gerakan motorik.  Hipoaktivitas dopamin di jalur ini dapat menyebabkan ekstrapiramidal syndrome (EPS). Jalur tuberoinfundibular berfungsi memproyeksikan pengeluaran prolaktin dari kelenjar depan pituitary. Hipoaktivitas dopamin di jalur ini menyebabkan hiperprolaktinemia.

Skizofrenia terjadi salah satunya akibat hiperaktivitas neurotransmitter dopamin. Keadaan ini mengganggu keseimbangan terutama jalur mesolimbik, sehingga muncul gejala diantaranya halusinasi dan delusi. Oleh karena itu, diperlukan antipsikosis yang memblokade reseptor D2 agar aktivitas dopamin dapat berkurang. Antipsikosis jenis ini yang dinamakan antipsikosis tipikal (APG I), yaitu antipsikosis yang memiliki mekanisme kerja spesifik pada reseptor D2.  Akan tetapi, hal ini membawa masalah baru, yaitu hipoaktivitas dopamin pada jalur dopaminegik yang lainnya. Pada jalur mesokortikal, hal ini menyebabkan timbulnya gejala negatif. Pada jalur nigrostriatal menyebabkan EPS. Sedangkan pada jalur tuberoinfundibular, hal ini menyebabkan hiperprolaktinemia.

Antipsikosis atipikal (APG II) mempunyai mekanisme kerja yaitu memblokade reseptor D2 dan reseptor serotonin (5-hydroxytryptamine) tipe 2 (5 HT-2). Secara spesifik, antagonisme pada reseptor 5HT-2 telah disadari penting untuk menurunkan gejala psikotik dan dalam menurunkan perkembangan gangguan pergerakan berhubungan dengan antagonisme D2. Kemampuan APG II untuk memblok reseptor 5HT-2 menyebabkan blokade terhadap reseptor D2 berkurang. Pada jalur mesolimbik, aktivitas antagonis D2 lebih dominan daripada antagonis 5HT-2, hal ini yang menyebabkan APG II dapat memperbaiki gejala positif. Pada jalur mesokortikal, APG II lebih berpengaruh banyak dalam memblokade reseptor 5HT-2, hal ini menyebabkan berkurangnya gejala negatif. Pada jalur nigrostriatal, aktivitas antagonis 5HT-2 lebih dominan sehingga resiko EPS minimal. Sedangkan pada jalur tuberoinfundibular, aktivitas antagonis 5HT-2 lebih dominan sehingga dapat mengurangi resiko hiperprolaktinemia.

Pada kasus diatas, pasien didiagnosis skizofrenia residual (F20.5), yaitu suatu jenis skizofrenia yang ditandai oleh satu atau lebih riwayat episode skizofrenia dengan gejala psikotik yang menonjol, hilangnya gejala-gejala tersebut belakangan ini, tetapi dengan terus adanya gejala-gejala skizofrenik seperti ketidaksesuaian afek atau afek tumpul, penarikan diri sosial, perilaku eksentrik, pemikiran tidak masuk akal, atau melonggarnya asosiasi. Gejala yang muncul pada skizofrenia jenis ini adalah simtom negatif. Hal ini berarti terdapat hipoaktivitas dopamin pada jalur mesokortikal. Untuk mengatasi hal tersebut, dibutuhkan antipsikosis yang memblokade reseptor 5HT-2 dan reseptor D2. Sehingga, aktivitas dopamin tidak terlalu dihambat dan gejala negatif dapat teratasi. Oleh karena itu, pemberian antipsikotik yang sesuai adalah APG II.

b.    Risperidone adalah antipsikotik yang memiliki efek samping minimal dan juga dapat memperbaiki kualitas tidur pada penderita skizofrenia. Tetapi penggunaan risperidone dalam dosis yang tinggi juga dapat menimbulkan EPS. Hal ini dapat diantisipasi dengan penggunaan trihexyphenidyl yang memiliki fungsi mengatasi gejala EPS. Selain itu, penggunaan risperidone memiliki efek samping lain diantaranya insomnia, maka obat ini baik untuk diberikan pada pagi dan sore hari.

Clozapine memiliki aktivitas pada reseptor D2 yang kecil, sehingga resiko EPS lebih rendah. Oleh karena itu, clozapine sangat dianjurkan untuk pasien yang telah resisten maupun yang menujukkan gejala EPS cukup berat apabila menggunakan obat antipsikotik lainnya. Tetapi, clozapine memiliki resiko agranulositosis yang lebih tinggi dan efek sedasi. Menurut penelitian, efek sedasi yang cukup tinggi dikaitkan dengan pengaruh clozapine yang lebih banyak pada reseptor serotonin (5HT-2A) dibandingkan obat antipsikotik lainnya. Oleh karena itu, clozapine sesuai untuk diberikan pada malam hari.

c.     Menurut beberapa penelitian, antipsiotik atipikal menunjukkan beberapa efek samping yang tidak diharapkan diantaranya kegemukan, kadar lipid yang abnormal, peningkatan resiko resistensi insulin, dan diabetes mellitus tipe 2. Efek samping diabetes mellitus yang ditimbulkan oleh pemakaian antipsikotik atipikal lebih besar daripada neuroleptik yang hanya memblokade reseptor D2. Hal ini masih menjadi perdebatan. Beberapa laporan kasus membandingkan efek samping penggunaan clozapin, olanzapin dan haloperidol terhadap resiko diabetes mellitus, mereka menyatakan bahwa clozapin memiliki resiko terbesar, sedangkan haloperidol memiliki resiko  terkecil. Hal ini diduga berkaitan dengan APG II yang bekerja pada reseptor serotonergik (5HT-2C). Beberapa penelitian juga berpendapat hal ini ada kaitannya dengan pengaruh APG II terhadap aktivitas kanal K+ pada sel beta pankreas. Clozapin dalam beberapa kondisi menghambat sekresi insulin dari sel beta pankreas, sedangkan haloperidol tidak memiliki efek yang signifikan. Sehingga, clozapine dapat menginduksi timbulnya hiperglikemia dan diabetes mellitus. Kesimpulannya, clozapine memiliki efek dalam aktivitas elektris pada sel beta pankreas tetapi hanya merefleksikan sebagian saja dalam pengaruhnya pada sekresi insulin. Efek antipsikotik pada fungsi sel islet dapat berkontribusi dalam abnormalitas metabolik yang berhubungan dengan obat tersebut, walaupun faktor dari luar islet juga dapat menjadi penyebab.



    4. Dokumentasi ( terlampir )

  

    5. Referensi

Best, Leonard et al. 2005. Actions of antipsychotic drugs on pancreatic beta cell function: contrasting effects of clozapine and haloperidol. Journal of Psychopharmacology

Liberty I. Furstenberg. MD et al. 2004. Atypical Antipsychotics and Diabetes Mellitus: An Association. Israel Medical Association Journal (IMAJ)

Joshi, R.S. et al. 2016. Sedative effect of Clozapine is a function of 5-HT2A and environmentalnovelty. Journal European Neuropsychopharmacology

Kaplan H.I et al. 1994. Sinopsis Psikiatri Jilid Satu dan Dua: New York

Maslim, Rusli DR.dr.Sp.Kj, Mkes. 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa: Jakarta

Dorland, W.A Newman. 2010. Kamus Kedokteran Dorland Ed.31. Jakarta: EGC

Minggu, 03 September 2017

Theme Song Abhimanyu

Udah pada tau Abhimanyu kan? Kalo belum tau, cek ulasanku sebelumnya tentang doi gih. Dijamin langsung ngefans…wkwk.
Penasaran sama penggambarannya Abhimayu? Oke, kali ini aku akan membahas penggambarannya Abhimanyu. Nih aku kasih lirik theme song Abhimanyu di Starplus ya (aku ambil dari suatu blog).

Ye cha krishne gunaah smitaah (memiliki watak dan senyum Khrisna)
Paandaveshu cha ye gunaah (mewarisi sifat para Pandawa)
Abhimanyu kilekastha (disana tegak berdiri Abhimanyu)
Drishyante gun sanchayaaha (ujar Sanjaya yang tengah mengamatinya)
Dhananjayasya roopena (memiliki paras wajah seperti Dhananjaya)
Vikramena shrutena cha (memiliki pendengaran seperti Vikramena/Khrisna)
Vinayaad sahadevasya (ketertibannya seperti Sadewa)
Saddrusho Nakulasya (keteguhannya persis seperti Nakula)

Nah..kebayang kan gimana sempurnanya seorang Abhimanyu?? Oke kita bahas satu-satu. Dijamin ngefans dahh…
Memiliki watak dan senyum seperti Khrisna. Kamu tau kan wataknya Khrisna kaya apa? Jailll bangettt… tapi lucu, bikin ketawa dan gemes gregetan jadi satu. Yang suka nonton kartunnya Khrisna pasti ngangguk-ngangguk deh. Senyumnya? Nggak diragukan lagi manisnya. Temenku aja suka Khrisna karna senyumnya (Khrisna versi Mahabharata Starplus). Senyum tipis, manis dan licik, apalagi kalo lagi nyindir atau adu argumen sama Sangkuni, wuihhh aku suka banget sama senyum ini orang (Khrisna). Pasti kamu terkesima deh sama perpaduan senyum dan watak liciknya Abhimanyu. Terbukti saat dia lagi nyindir Duryudana, Dursasana dan Sangkuni, sumpahh aku melting sama ucapan dan senyumnya, jadi ikutan senyum licik juga. Cerdas bangettt..persis kaya pamannya!
Mewarisi sifat para Pandawa. Semua tau lah ya gimana luhurnya budi Pandawa. Nah, selain punya wataknya Khrisna (otaknya), Abhimanyu juga punya sifat Pandawa (hatinya). Perpaduan yang sempurna kan? Dia licik tapi baik. Berani, seperti arti namanya abhi (berani) manyu (tabiat). Pokoknya dia idolable banget lah!
Memiliki paras wajah seperti Dhananjaya. Hmmm ini nih…. selain punya watak, senyum, dan sifat yang aduhai, Abhimanyu juga punya paras wajah seperti Dhananjaya yang tidak lain dan tidak bukan adalah bokapnya sendiri aka Arjuna. Siapa yang disini nggak mengakui ketampanan Arjuna? Kayaknya semua orang udah ngecap Arjuna sebagai lelaki tertampan sejagat ya atau orang biasa bilang Arjuna adalah lelananging jagat, terbukti kalo lagi jatuh cinta cewek-cewek pada bilang “Oh Arjunaku..” atau film film yang mengambarkan kegantengan lelaki yang multitalenta dan digandrungi para wanita biasanya pake embel-embel Arjuna. Entah namanya Arjuna lah atau judul filmnya Arjuna lah atau theme songnya Arjuna lah. Arjuna mencari cinta misalnya? Pokoknya kalo suruh nyebutin 3 kata tentang Arjuna ya pasti yang banyak muncul adalah PANAH, CINTA, TAMPAN. Berhubung Abhimanyu anaknya Arjuna ya jelas dia mewarisi ketampanannya bokapnya dong.
Memiliki pendengaran seperti Vikramena aka Khrisna. Yang udah pernah nonton Mahabharata versi Starplus pasti tau kan gimana ajaibnya pendengaranya Khrisna. Banyak adegan, terutama adegannya Sangkuni yang lagi bisik-bisik sama Duryudana tentang Khrisna, terus eh tiba-tiba Khrisna ngeliatin mereka dengan tatapan yang bikin mereka mati kutu. Sangkuni aja mengakui kalo Khrisna punya pendengaran ajaib. Nah, hal ini turun ke Abhimanyu. Mantabb…
Ketertibannya seperti Sadewa, dan keteguhannya persis seperti Nakula. Seolah belum puas untuk menjadi sempurna, Abhimanyu juga menuruni sifat 2 pamannya ini. Ketertiban Sadewa dan keteguhan Nakula. Busettt….bener-bener penggambaran yang sempurna! Dan Abhimanyu versi Starplus menurutku berhasil menggambarkan Abhimanyu seperti diatas. Paras Arora beneran dah bikin jantung dagdigdugDEARR!!!

Abhimanyu, Putra Sang Arjuna (4)

Okelah itu emang takdirnya. Tapi tetep ya gregetan. Banyak konflik batin yang aku rasakan. Abhimanyu, putra Arjuna yang gugur dengan gagah berani di medan pertempuran dengan usia yang masih belia. Dia, yang sangat ingin membanggakan ayahnya tetapi bahkan Arjuna tidak berdiri disana pada saat dia menunjukkan keberanian terbesar dan terakhir dalam hidupnya. Dia, yang bahkan tak gentar terus maju walaupun tahu hidupnya pasti berakhir disana. Dia, yang tetap berani melawan meski di keroyok oleh paman-pamannya sendiri. Dia, dengan yakin menyerang guru ayahnya, orang yang sangat dihormati ayahnya, yang mengajarkan ayahnya dan paman-pamannya menjadi ksatria sejati, yang bahkan saat itu orang itupun pun ikut mengeroyoknya walaupun yang dikeroyok itu adalah anak dari Arjuna, murid kesayangannya. Sungguh memilukan. Aku bertanya-tanya seandaianya Bhisma masih hidup pada saat itu, andai dia berada di tempat itu, apakah yang akan dia perbuat? Apakah dia hanya diam atau bahkan ikut mengeroyoknya? Ataukah dia justru berusaha membela Abhimanyu karena tidak rela cicit yang baru ditemuinya, yang sangat berani dan hebat, yang dia harapkan akan meneruskan dinasti Kuru harus mati sia-sia dan oleh kecurangan yang sangat kejam? Entahlah…tapi menurutku itu mungkin terjadi sih, seenggaknya mungkin dia bakal mencegah pengeroyokan itu, atau minimal tidak ikut melawan, mengingat dia pun sering membela Pandawa di banyak kesempatan.
Dan Arjuna, bagaimana dengan dia? Melihat anak kesayangannya gugur, apalagi dikeroyok oleh ksatria hebat yang bahkan dia sendiri saja pasti kesulitan untuk menghadapi mereka. Menghadapi kenyataan bahwa dia tidak ada disana bahkan saat anaknya hanya bisa diselamatkan oleh kehadirannya? Kenapa dia tadi pagi memilih pergi? Kenapa dia tidak bisa menyelamatkan anaknya sendiri? Apakah dia menyesal telah memilih pergi? Atau dia menyesal karena memaafkan Jayadrata? Memang Mahabharata versi Starplus ini lebih menonjolkan sisi drama nya, tetapi menurutku itu membuatnya cukup nyaman ditonton oleh semua kalangan, entah itu ibu-ibu penyuka drama, bapak-bapak penyuka peperangan, pemuda yang menyukai kisah kepahlawanan, atau para gadis yang suka sosok tampan dan ksatria pemberani. Semuanya diberi porsi yang cukup dan pas oleh Starplus.
 
Sewaktu Arjuna masih dalam masa penyamaran, tiba-tiba sebuah pasukan menyerang Negara Virat. Saat itu Raja Virat, Yudhistira, Bima, Nakula, dan Sadewa sudah berangkat ke arah datangnya pasukan tersebut. Ternyata, pasukan dari Hastinapura menyerang Negara Virat dari arah lainnya. Mendengar hal itu, Arjuna yang memang tidak diizinkan ikut berperang karena dia sedang menyamar sebagai wanita lantas memaksa Pangeran Uttara untuk maju melawan pasukan Hastinapura dan menawarkan dirinya untuk menjadi kusir keseta sang pangeran. Karena Pangeran Uttara terpancing semangatnya, maka berangkatlah mereka berdua. Setelah sampai, ternyata sang pangeran ketakutan ketika melihat banyaknya pasukan lawan dan seketika mentalnya menjadi ciut. Arjuna yang saat itu dalam bentuk (?) Brihannala geregetan karena Duryudana terus menghina Pandawa lalu berkata pada Pangeran Uttara “Jika kau ingin menjadi ksatria hebat seperti Pangeran Arjuna, maka pertama-tama kau harus berani berdiri di medan pertempuran melindungi tanah airmu.” Entah ya, waktu aku pikir-pikir lagi, seolah Arjuna itu ‘ngode’ kalo seperti itulah sifat ksatria muda yang dia inginkan, seperti itulah anak yang dia inginkan. Soalnya waktu Arjuna dan Uttara berperang bersama, aku ngliatnya mereka kaya ayah dan anak. Dan ketika Arjuna membimbing Uttara untuk mengangkat senjata, seolah-olah dia lagi mengajari anakya sendiri. Dan yahh…. Apa yang Arjuna katakana, apa yang Arjuna inginkan, terwujud dalam bentuk Abhimanyu. Saat itu posisinya Arjuna belum pernah bertemu dengan Abhimanyu. Hmmm…. bisa dibayangkan kan betapa bangganya Arjuna sewaktu bertemu Abhimanyu.
Ajun-Abhimanyu first meet

Adegan lainnya yang membuat aku nangis termehek-mehek adalah ketika Abhimanyu pamitan ke Arjuna. Diceritain bahwa setelah Abhimahyu gugur, jiwa Abhimanyu pergi menemui Arjuna yang emang lagi perang di tempat lain. Arjuna heran dengan kedatangan Abhimanyu, lalu dia menghampirinya. Nah..disitu lah the most painful scene of the year (ceileh) happen. Sumpah aku nangis sampe sesek ngliatnya. Seorang anak datang kepada ayahnya minta dipuji. Ya, jadi Abhimanyu menemui Arjuna untuk mendengar pujian dari ayahnya atas keberaniannya. Dia menceritakan bahwa dia telah berhadapan dengan Duryudana, Drona, dan Karna sekaligus, tapi tak sedetikpun ia gentar menghadapi mereka. Dia bercerita bahwa dia telah berhasil melukai mereka semua sebelum ia kehilangan senjatanya. Dan yahhh…pokoknya kamu harus melihatnya sendiri…  
Abhimanyu pamitan nih ceritanya...

Abhimanyu, Putra Sang Arjuna (3)

            Saking kuat dan beraninya Abhimanyu, Kurawa and the genk melihat bahwa Abhimanyu merupakan ancaman serius bagi mereka dan perlu untuk dibunuh. Oleh karena itu esoknya mereka berencana menjebak Abhimanyu dalam formasi perang Cakravyuh dan kemudian membantainya. Jadi ceritanya, dulu pas Subhadra hamil Abhimanyu, Arjuna mengajarkan cara masuk dan keluar dari formasi perang Cakravyuh ke Subhadra. Dan Abhimanyu nguping tuh ceritanya dari dalem perut. Tapi pas Arjuna sampe ke cara keluarnya, Subhadra udah ketiduran duluan. Dan berhubung mereka (Abhimanyu dan Arjuna) belum sempat ketemu lagi 13 tahun setelahnya, dan setelah akhirnya mereka ketemu pun toh pada sibuk cari pasukan dan negara sekutu untuk perang, jadi ya mungkin mereka belum sempat ngobrol lagi tentang hal itu dan Arjuna mungkin emang belum sempat nglatih anaknya lagi. Toh sebelum perang juga diceritain Abhimanyu nikah sama Uttari kan, wah tambah full schedule dahh. Oke back to topik. Saat itu, yang menguasai cakravyuh adalah Drona, Drupada, Arjuna, Khrisna, Bhisma, Karna (kayaknya itu doang deh, koreksi kalo salah) dan si Abhimanyu tapi cuma cara masuknya aja.

Cakravyuh

Untuk mensukseskan rencana pembantaian Abhimanyu, Khrisna dan Arjuna dialihkan untuk perang di lain tempat dengan cara Kurawa menyuruh salah satu negara sekutuya menyerang negara sekutu Pandawa, dan pasukan itu hanya bisa ditumpas dengan efektif oleh Arjuna. Jadilah disepakati Arjuna yang berangkat. Berhubung Khrisna adalah kusir keretanya, jadi ya udah mereka berdua pergi dari medan pertempuran. Sebenarnya Arjuna khawatir sama Abhimanyu, tapi dia percaya bahwa saudara-saudaranya yang lain akan menjaga anaknya itu. Sedangkan Khrisna? Penasaran nggak kenapa Khrisna nggak ngajarin Abhimanyu tentang cara keluar dari Cakravyuha padahal Abhimanyu dilatih sama dia dan ada pula adegan Abhimanyu lagi berlatih masuk cakravyuha dengan Duryudana Dursasana Sangkuni Khrisna dan Balarama sebagai tawanannya (pokoknya harus liat sendiri scennya, keren banget tauk!). Dan kenapa Khrisna manut-manut aja suruh pergi ke lain tempat padahal kita yakin Khrisna tau rencana licik Kurawa, dan yang akan dibantai adalah keponakannya sendiri. Mungkin karena disitu kan ceritanya Khrisna tau takdir masing-masing orang (kayanya sih) kaya nanti dari pihak Pandawa cuma Pandawa doang yang selamat, anak-anak Pandawa bakal mati semua, turunannya Pandawa yang akan naik tahta adalah Parikesit dll. Jadi mungkin itu alasan Khrisna membiarkan itu semua terjadi, karena memang sudah takdirnya.

Abhimanyu saat dikeroyok

            Ketika tau bahwa Kurawa menggunakan cakravyuha, Pandawa mulai mudeng tuh kenapa Arjuna dialihkan ke lain tempat. Jadi saat itu yang tau cuma Drupada. Yaudah deh Drupada maju. Eh ternyata dia kesulitan. Terus Abhimanyu maksa buat diperintahkan maju, tapi Yudhistira melarangnya karna Abhimanyu cuma tau cara masuknya. Oleh karena keadaan yang semakin kepepet, jadi Abhimanyu diizinkan maju untuk mmbuka jalan kemudian disusul dan dibantu oleh pamannya sehingga mereka bisa menebus cakravyuh dan mencari jalan keluar bersama. Oke, persiapan yang sepertinya kurang matang saudara-saudara. Saat mereka masuk, ternyata Pandawa dihadang Jayadrata, Raja Sindhu yang dulu pernah menculik Drupadi kemudian ditangkap oleh Arjuna dan akan dibunuh oleh Bima. Tapi sebelum Bima membunuhnya, eh dihentikan oleh Arjuna. Arjuna kasian karena apabila mereka membunuh Jayadrata maka Duhsala (saudara mereka yang merupakan genk kurawa) jadi janda. Sebenernya sama Nakula udah diperingatkan bahwa ketika kita menolong kalajengking yang tenggelam di air, maka kita yang akan celaka terkena sengatnya. Tapi akhirnya Jayadrata diampuni. Terus dia bertapa dan diberi anugrah Dewa Siwa bahwa kelak dia akan menguasai medan pertempuran selama satu hari dan tidak bisa dikalahkan oleh siapapun selain Arjuna. Bagusss..mulai gregetan kan..nyesel gila kan kenapa Arjuna harus pergi… Jadi ya Pandawa dihadang oleh Jayadrata sedangkan Abhimanyu sendirian di depan dan terus maju. Pamannya udah teriak teriak suruh dia balik, karna mereka tau itu jebakan. Tapi Abhimanyu nggak mau balik, dia dengan gagah berani terus maju kedepan walalupun dia udah tahu bahwa dia bakal mati disana. Kenapa? Aku yakin salah satu alasannya yang terkuat adalah karena dia begitu bangga dengan ayahnya, ingin membanggakannya, dan tidak ingin mengecewakannya. Jadilah Abhimanyu bertarung melawan Drona, Duryudana, Aswattama, Sangkuni, Dursasana, Karna, dsb aku lupa siapa aja. Dan yah..karena dengan satu lawan satu Abhimanyu nggak bisa dibunuh, akhirnya mereka keroyokan. Dan sebelum mereka membunuh Abhimanyu, mereka emang berencana menyiksa dia dulu. Saat itu pun Abhimanyu masih ngelawan. Dia pake apapun senjata yang ada, sampe roda kereta pun dia pake. Tapi yang namanya keroyokan, akhirnya dia kalah, disiksa deh. Dan disaat-saat terakhirnya, dia teriak dengan lantang kepada Pandawa “Paman, tolong bilang pada ayahku, bahwa aku tidak akan merusak reputasinya, dan bilang pada ibuku bahwa aku tidak terkalahkan bahkan saat sekarat pun!”. TESSS!!! Netes air mata ini. Begitu bangganya dia dengan Arjuna. Kasiaann bangettt sumpahh. Aku selalu nangis ngeliat adegan itu.