Setelah
sekian lama aku ngisi blog ini dengan curhatan dan ocehan yang sungguh tidak
berarti apapun bagi kalian, kali ini aku mau berbagi hasil belajarku (apaan
sih) tentang…tadaaa…seperti judulnya dong tentunya ya kan… yaitu metabolisme
bilirubin. Sebenernya ini cuma hasil ringkasanku setelah melihat video di
Youtube plus ditambah-tambah dikit dari guyton. So, kalo belum jelas
langsung aja ke sumbernya supaya lebih yaqieennn…oiya sebelumnya mohon
koreksinya apabila ada yang kurang tepat…oke cus…
Kita
mulai dari eritropoesis (erythropoiesis), which means proses pembentukan sel
darah merah (erythrocyte or red blood cell). Dimana sebenarnya sel darah merah
diproduksi? Pada dasarnya sumsum tulang dari semua tulang memproduksi sel darah
merah sampai seseorang berusia 5 tahun. Tetapi, sumsum tulang panjang, kecuali
bagian proksimal (atas) humerus dan tibia, menjadi sangat berlemak dan tidak
memproduksi sel-sel darah merah setelah berusia kurang lebih 20 tahun. Setelah
usia ini, kebanyakan sel darah merah diproduksi dalam sumsum tulang membranosa,
seperti vertebra, sternum, rusuk, dan ileum. Proses eritropoesis ini akan
memproduksi eritrosit yang akan beredar di sistem sirkulasi melalui pembuluh
darah (vasa) kita. Umur dari eritrosit kurang lebih 120 hari. Ketika eritrosit
mulai tua, membran sel yang selama ini bersifat elastis dan melindungi keutuhan
eritrosit akan menjadi rapuh, akibatnya sel ini mudah pecah/robek terutama
sewaktu melalui tempat-tempat yang sempit. Hemoglobin yang dilepaskan sewaktu
eritrosit pecah akan difagosit oleh makrofag terutama di hati, limpa, dan
sumsum tulang (dinamakan sistem retikuloendotelial). Dari hemoglobin akan
didapatkan 2 komponen utama yaitu heme dan globin. Globin merupakan suatu
protein yang kemudian akan dipecah menjadi asam amino lalu masuk ke pembuluh
darah dan kembali ke sumsum tulang untuk proses eritropoetin selanjutnya.
Sedangkan heme akan dipecah menjadi unconjugated bilirubin (berwarna orange
kekuningan) dan besi (Fe2+). Besi akan diangkut dalam bentuk transferrin
menuju sumsum tulang melalui pembuluh darah untuk proses eritropoesis
selanjutnya, atau ke hati dan jaringan lainnya untuk disimpan dalam bentuk
ferritin. Unconjugated bilirubin memiliki sifat lipid soluble (larut dalam
lemak) sehingga untuk mengalir di pembuluh darah membutuhkan suatu pengangkut,
dalam hal ini adalah albumin. Albumin adalah suatu protein, dan bersama-sama
dengan unconjugated bilirubin akan menuju hati.
Setelah
sampai di hati, albumin akan melepaskan diri dan mengalir kembali di pembuluh
darah, sedangkan unconjugated bilirubin akan bergabung dengan glucoronic acid (proses
ini disebut conjugation) membentuk conjugated bilirubin yang bersifat water
soluble. Seperti yang telah disebutkan diatas, hati juga memiliki makrofag yang
bernama sel Kupffer, yang juga berfungsi untuk memecah sel darah merah dengan
proses yang sama seperti yang terjadi pada sumsum tulang. Conjugated bilirubin
kemudian akan dialirkan ke saluran empedu menuju Gall bladder (kantong empedu).
Ketika kita mengonsumsi makanan yang mengandung lemak, maka conjugated
bilirubin bersama dengan garam empedu dan bahan lainnya akan disekresi dari
kantong empedu ke dalam usus halus. Bersama makanan, conjugated bilirubin akan
menuju ke usus besar atau kolon. Di
dalam kolon mengandung banyak bakteri yang akan mengubah conjugated bilirubin
menjadi urobilinogen (lipid soluble) dengan melepaskan glucoronic acid melalui
proses hydral hydrolysis atau reaksi reduksi. 10-15% urobilinogen akan terserap
oleh pembuluh darah dengan bergabung dengan albumin melalui vena porta
sedangkan 85-90% lainnya akan dioksidasi oleh bakteri usus menjadi sterkobilin
(berwarna coklat) yang kemudian akan diekskresi oleh tubuh bersama sisa makanan
daam bentuk feses.
Bagaimana
dengan nasib 10-15% urobilinogen yang direabsorpsi oleh vena porta bersama
albumin? Sekitar 5% akan kembali masuk ke hati dan diproses kembali (berikatan
dengan glucoronic acid) untuk selanjutnya memasuki saluran empedu. Sedangkan
sekitar 5% lainnya akan ditransportasikan menuju ginjal. Setelah tepajan udara
dalam urine, urobilinogen teroksidasi menjadi urobilin (berwarna kuning).
Semoga bermanfaat!!!
![]() |
Ini aku ambil dari Guyton (lebih sederhana) |
https://www.youtube.com/watch?v=dJ_dasmimE4
Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 12